Menperin: Aktivitas Industri Berjalan Normal Pasca Demo

By Admin

nusakini.com--Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melakukan peninjauan ke beberapa industri padat karya di Bekasi, Jawa Barat seperti produsen kosmetika PT L’oreal Indonesia, produsen elektronika PT Indonesia Epson Industry, serta produsen makanan dan minuman PT Mayora Indah Tbk. Kunjungan kerja ini dalam rangka memastikan secara langsung aktivitas industri masih berjalan normal usai unjuk rasa damai pada Jumat, (4/11) lalu. 

"Tidak ada laporan pabrik tutup. Semua bekerja seperti biasa,” ujarnya di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (7/11). Menurut Menperin, Pemerintah terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif agar pelaku industri dapat menjalankan bisnisnya dengan baik dan diharapkan para investor juga aktif berekspansi di Indonesia. 

“Dua hal penting yang diinginkan pengusaha pada umumnya, yaitu kondisi politik yang stabil dan bisnisnya menguntungkan,” kata Airlangga. Oleh karena itu, pemerintah giat mendorong pengembangan industri karena sebagai sektor perekonomian yang mampu meningkatkan lapangan pekerjaan dan pemerataan perwilayahan secara nasional. 

Pada kesempatan sama, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sri Adiningsih mengatakan, perekonomian nasional dapat tumbuh jika diiringi dengan optimisme para pengusaha baik domestik maupun asing untuk terus berinvestasi di Indonesia. “Apalagi sumbangsih sektor industri cukup besar terhadap peningkatan lapangan kerja dan devisa,” ujarnya. 

Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan, dampak unjuk rasa damai pada akhir pekan lalu tidak berpengaruh besar terhadap dunia usaha. “Semua berjalan positif, malah ada pelaku usaha yang merencanakan ekspansi. Jadi tetap business as usual,” tuturnya. 

Rosan menilai, pertumbuhan industri saat ini di kisaran 5 persen, sepatutnya diapresiasi karena di tengah perlambatan ekonomi dan gejolak perpolitikan dalam negeri. “Diharapkan, hingga akhir tahun, pertumbuhan industri kita dapat lebih baik. Terima kasih untuk Pak Menteri Airlangga sudah mengajak kami mengecek langsung kondisi industri saat ini,” ungkapnya. 

Berdasarkan data BPS, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada kuartal III tahun 2016 mencapai 5,07 persen atau naik dibandingkan kuartal I dan II, masing-masing sebesar 4,13 persen dan 5,01 persen. Tren positif tersebut didorong pertumbuhan industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional yang mencapai 11,26 persen. Selanjutnya diikuti industri makanan yang tumbuh sebesar 7,70 persen serta industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki yang naik 7,28 persen. 

Sementara itu, produksi industri manufaktur mikro dan kecil mengalami pertumbuhan melambat sekitar sebesar 5,75 persen dibandingkan dua kuartal sebelumnya pada tahun yang sama, yakni 5,91 persen dan 6,56 persen. Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada kuartal III-2016 disumbang oleh industri komputer, barang elektronika, dan optik sebesar 34,11 persen. Selanjutnya, industri percetakan dan reproduksi media rekaman yang tumbuh 20,84 persen serta industri kertas dan barang dari kertas yang naik 19,05 persen. 

Ketika berkunjung ke pabrik kosmetika L’Oreal, Menperin memberikan apresiasi kepada perusahaaan asal Perancis ini terhadap komitmen investasi manufakturnya sejak tahun 1985 di Jakarta Timur. Pada tahun 2012, L'oreal membangun pabrik baru di atas lahan seluas 200.000 m2 dengan kapasitas produksi mencapai 200 juta unit per tahun dan total investasi mencapai Rp. 1,25 triliun di Jababeka, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Pabrik yang menyerap tenaga kerja sebanyak 1.700 orang tersebut merupakan yang terbesar dari total 43 pabrik L'Oreal di seluruh dunia, yang memproduksi produk perawatan rambut dan kulit dengan 30 persen untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan 70 persen sisanya diekspor ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara. 

"Kami juga mendukung langkah L’Oreal yang memberikan pelatihan salon kepada para perempuan Indonesia. Ini juga sebagai wujud pelaksanaan vocational training,” ujar Airlangga. Hingga tahun 2015, pelatihan yang dibuat L'Oreal tersebut telah menyentuh 6.329 orang di Indonesia dengan total waktu mencapai 28.464 jam. 

Sementara itu, di PT Indonesia Epson Industry, Kawasan Industri EJIP Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Menperin juga mengapresiasi investasi perusahaan elektronika asal Jepang ini yang mencapai total Rp 1,25 triliun dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk ekspor dengan produksi 8 juta unit per tahun dan tingkat komponen dalam negeri mencapai 70 persen. 

“Kami tengah mendorong industri elektronika masuk ke Industry 4.0. Jadi menekankan pada platform Internet of Things untuk mencari langkah-langkah efisiensi dan optimalisasi proses produksi agar mencapai output yang maksimal,” kata Airlangga.

Sedangkan, ketika berkunjung ke PT Mayora Indah Tbk. di Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, Menperin mengatakan, tren pertumbuhan industri makanan dan minuman kerap di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu, Airlangga memberikan apresiasi kepada Mayora sebagai salah satu champion di industri makanan dan minuman nasional.

Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1977 ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 30 ribu orang dengan menghasilkan berbagai produk makanan dan minuman seperti biskuit, minuman kopi, mie instan, air mineral, dan permen. Sebanyak 40 persen produknya diekspor ke 85 negara. 

Secara keseluruhan, Menperin mengakui, ketiga sektor industri yang dikunjunginya tersebut memiliki pertumbuhan positif. Untuk itu, pihaknya terus mendorong sektor-sektor lain agar dapat tumbuh agresif. “Apalagi dengan adanya paket kebijakan ekonomi dan program pemerintah mengenai tax amnesty,” ujarnya. 

Selain berkunjung ke tiga pabrik tersebut, Menperin menyempatkan untuk meninjau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mitra Industri MM2100 di Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat. Pada kesempatan tersebut, Menperin menyampaikan, pemerintah tengah memfokuskan pada pengembangan pendidikan vokasi berbasis kompetensi. “Diharapkan, lulusan SMK ini dapat mengisi kebutuhan tenaga keja di dunia industri,” ujarnya. SMK Mitra didukung oleh perusahaan-perusahaan di Kawasan Industri MM2100 dan kawasan industri lainnya, serta banyak lulusannya direkrut langsung perusahaan-perusahaan tersebut. 

Dalam kunjungannya, Menperin didampingi para pejabat eselon I Kementerian Perindustrian, antara lain Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat, Dirjen Industri Agro Panggah Susanto, Dirjen Industri Logam, Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan, Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih, Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Imam Haryono, serta Staf Khusus Menperin Benny Soetrisno. (p/ab)